Jakarta - Tahun 2025 dibuka dengan pergerakan harga emas yang cukup dominan naik, membuat sejumlah masyarakat Indonesia mulai tertarik menambah portofolio investasi mereka dengan aset emas. Tren kenaikan harga emas ini tidak hanya menjadi perbincangan banyak kalangan, tetapi juga mendorong tingginya minat masyarakat untuk berinvestasi di instrumen ini.
Akhmad Gazali, seorang Pawning Sales Officer di Unit BSI KCP Banjarmasin Kayu Tangi, menyatakan bahwa kenaikan harga emas pada awal tahun ini sejalan dengan pola yang serupa pada tahun-tahun sebelumnya. “Sama seperti tahun sebelumnya, ritme harga emas di awal tahun cenderung naik dan naik terus,” ujar Akhmad, Kamis, 20 Februari 2025.
Minat masyarakat untuk mengalihkan aset ke emas semakin tinggi. Akhmad menjelaskan bahwa program Cicil Emas BSI, sebuah layanan pembelian emas secara mencicil yang ditawarkan oleh Bank Syariah Indonesia (BSI), mengalami peningkatan pendaftar setiap harinya. "Khususnya di outlet kami di BSI cabang Kayu Tangi, sekitar 4 hingga 5 orang mendaftar setiap harinya," jelas Akhmad.
Faktanya, pada Kamis, 20 Februari 2025, salah satu nasabah prioritas BSI bahkan berencana untuk memesan emas dalam jumlah besar, yaitu antara 400 gram hingga 1 kilogram. Ini menunjukkan betapa seriusnya sebagian masyarakat dalam menjadikan emas sebagai aset investasi.
Kenaikan harga emas ini turut terkonfirmasi dari harga emas Antam yang juga mengalami kenaikan. Harga buyback emas Antam saat ini tercatat sebesar Rp1.558.000 per gram. Sementara itu, harga untuk pembelian oleh nasabah bervariasi tergantung jumlah gram yang dibeli. Untuk 1 gram emas, harga yang ditawarkan kepada nasabah adalah Rp1.712.270; untuk 2 gram, harganya adalah Rp3.364.390; 3 gram seharga Rp5.021.523; 5 gram di angka Rp8.335.788; untuk 10 gram, harganya adalah Rp16.616.438; 25 gram dihargai Rp41.415.280; sedangkan 50 gram mencapai Rp82.751.363. Sementara itu, harga untuk 100 gram emas ditetapkan pada angka Rp165.424.530.
Pergerakan harga emas ini tidak terlepas dari berbagai faktor eksternal, termasuk dinamika ekonomi global, kebijakan moneter dari bank sentral, serta fluktuasi nilai tukar mata uang. Emas sebagai safe haven assets menjadi pilihan investasi yang lebih menarik di tengah ketidakpastian ekonomi.
Masyarakat mungkin tertarik mengalihkan sebagian dari aset mereka ke investasi emas karena melihat emas sebagai alat lindung nilai yang stabil selama periode inflasi atau volatilitas pasar saham. Selain itu, emas juga sering dianggap sebagai pelindung nilai uang dalam jangka panjang dan merupakan investasi yang bisa menambah nilai seiring berjalannya waktu.
“Ketidakpastian ekonomi saat ini memang mendorong masyarakat untuk mencari instrumen investasi yang lebih aman, dan emas adalah salah satu pilihan utama," tambah Akhmad.
Melalui program Cicil Emas BSI, masyarakat memiliki kesempatan untuk membeli emas dengan cara yang lebih terjangkau dan terstruktur. Program ini memungkinkan nasabah untuk mencicil pembelian emas dalam jangka waktu tertentu, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk mengalokasikan dana setiap bulannya tanpa harus langsung mengeluarkan jumlah uang yang besar.
Dengan tren harga emas yang menunjukkan kenaikan signifikan di awal tahun, para analis memprediksi bahwa harga emas akan terus mengalami peningkatan. Oleh karena itu, bagi masyarakat yang sedang mempertimbangkan untuk berinvestasi, emas bisa menjadi salah satu opsi terbaik untuk menjaga dan memperkuat portofolio keuangan mereka.
Dalam situasi ekonomi saat ini, penting bagi masyarakat untuk tetap bijak dan penuh pertimbangan dalam menentukan jenis investasi. Emas, dengan sifatnya yang tahan inflasi dan sebagai aset perlindungan nilai, tampaknya akan terus menjadi pilihan populer di tahun 2025 ini.