Jakarta - Bank Indonesia (BI) akan meluncurkan inovasi terbaru dalam sistem pembayaran digital nasional dengan memperkenalkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) berbasis Near Field Communication (NFC) pada tanggal 14 Maret 2025. Langkah ini merupakan bagian dari Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BPSI) 2030 yang bertujuan untuk mempermudah dan meningkatkan efisiensi transaksi digital di Indonesia, Kamis, 20 Februari 2025.
Inovasi QRIS Tap untuk Transaksi Lebih Mudah
Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta, menjelaskan bahwa dengan hadirnya QRIS Tap, pengguna tidak lagi harus melakukan pemindaian kode QR. Cukup dengan menempelkan ponsel ke perangkat NFC yang tersedia, transaksi dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. "Jadi nanti bapak ibu tidak perlu lagi memindai, cukup melenggang dekatkan aja HP-nya langsung masuk yang penting ada dananya," ungkap Filianingsih dalam konferensi pers RDG BI, Kamis, 20 Februari 2025.
Inovasi ini juga akan diterapkan pada layanan umum seperti KRL, MRT, dan DAMRI, yang memudahkan pengguna dalam melakukan atau membayar perjalanan. Selain itu, QRIS Tap diharapkan dapat meningkatkan efisiensi di berbagai sektor pelayanan publik seperti rumah sakit, tempat wisata, sektor pendidikan, serta layanan Pos Indonesia.
Penurunan Tarif MDR: Dukungan untuk Pelayanan Publik
Sebagai bagian dari strategi untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan layanan umum, Bank Indonesia akan menurunkan tarif merchant discount rate (MDR) dari 0,4 persen menjadi 0 persen pada layanan QRIS Tap. Kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi beban biaya bagi penyedia layanan dan memacu adopsi pembayaran digital di berbagai sektor. "Misalnya seperti di rumah sakit, lalu transportasi MRT, KRL, Damri lalu juga di tempat wisata, pendidikan termasuk Pos Indonesia, dan pengelolaan dana pendidikan lainnya," tambah Filianingsih.
Pertumbuhan Pesat Transaksi Digital
Peluncuran QRIS Tap berbasis NFC ini dilakukan di tengah pertumbuhan pesat transaksi digital di Indonesia. Pada Januari 2025, transaksi ekonomi dan keuangan digital menunjukkan pertumbuhan yang kuat, dengan total 3,5 miliar transaksi digital tercatat, meningkat 35,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Transaksi melalui aplikasi mobile dan internet masing-masing mengalami kenaikan sebesar 29,7 persen dan 19,8 persen (yoy).
Volume transaksi pembayaran digital melalui QRIS sendiri juga mengalami lonjakan sebesar 170,1 persen (yoy), didukung oleh peningkatan jumlah pengguna dan merchant yang semakin nyaman menggunakan sistem ini. Dari sisi infrastruktur, volume transaksi ritel yang diproses melalui BI-FAST mencapai 338,5 juta transaksi, tumbuh 41,5 persen (yoy) dengan nilai mencapai Rp870,9 triliun pada bulan yang sama.