Investasi Danantara

Pembentukan Badan Pengelola Investasi Danantara: Energi Baru Penguatan Ekonomi Indonesia

Pembentukan Badan Pengelola Investasi Danantara: Energi Baru Penguatan Ekonomi Indonesia
Pembentukan Badan Pengelola Investasi Danantara: Energi Baru Penguatan Ekonomi Indonesia

Jakarta - Di tengah perubahan lanskap ekonomi global, Indonesia sedang bersiap untuk meluncurkan Badan Pengelola Investasi (BPI) bernama Danantara, yang digadang-gadang akan menjadi tonggak penting dalam pengelolaan investasi nasional. Diumumkan pada pertemuan UOB Economic Outlook 2025, pembentukan Danantara diyakini dapat membuka era baru bagi industri investasi di Indonesia dengan optimalisasi aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang totalnya mencapai 1 triliun dolar AS, setara dengan 60 persen dari PDB Indonesia, Jumat, 21 Februari 2025.

Presiden Prabowo Subianto, dalam pernyataannya kepada ANTARA, menjelaskan bahwa Danantara adalah konsolidasi seluruh kekuatan ekonomi yang dikelola BUMN. “Danantara akan menjadi pilar dalam menghadirkan tenaga pendorong ekonomi melalui pengelolaan dana investasi dan kekayaan negara, semua demi masa depan yang lebih cerah bagi Indonesia,” kata Prabowo.

Landasan Hukum dan Tantangan Ekonomi

Pembentukan Danantara berlandaskan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, yang memberikan mandat kepada pemerintah untuk menciptakan lembaga pengelola investasi negara. Hal ini diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2021 tentang Lembaga Pengelola Investasi, yang menjabarkan struktur dan tata kelola Danantara. Langkah ini juga disetujui DPR RI dalam Rapat Paripurna pada 4 Februari 2025, dengan pengesahan Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Ketiga atas UU BUMN No. 19/2003.

Danantara, yang merupakan akronim dari Daya Anagata Nusantara, dirancang untuk menjawab tantangan ekonomi di Indonesia, termasuk ketergantungan berlebih pada sektor migas dan pertambangan. Sebagai superholding, Danantara bertujuan mendiversifikasi sumber pendapatan negara dengan investasi berkelanjutan pada berbagai sektor, seperti manufaktur canggih, produksi pangan, dan energi terbarukan.

Potensi Ekonomi dan Pembiayaan Infrastruktur

Sebagai negara dengan sumber daya alam melimpah, Indonesia sering kali terjebak dalam fluktuasi harga komoditas global. Keberadaan Danantara diharapkan dapat mengatasi hal ini dengan membuka peluang investasi pada proyek-proyek dengan dampak tinggi. Salah satu fokus utamanya adalah pembiayaan infrastruktur, yang selama ini menjadi tantangan besar bagi Indonesia mengingat kebutuhan dana yang masif. Dengan memberikan pendanaan alternatif pada proyek strategis, Danantara diharapkan mampu mempercepat pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dalam lima tahun ke depan.

“Pengelolaan dana oleh Danantara tidak semata-mata mengikuti arus investasi, tetapi juga berperan sebagai stabilisator ekonomi jangka panjang,” ungkap Tim Pakar Danantara. “Investasi asing di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara lain. Dengan rata-rata hanya 100 dolar AS per kapita, jauh di bawah Vietnam yang mencapai 400 dolar AS per kapita.”

Benchmarking dan Praktik Terbaik

Untuk mewujudkan ambisi besar ini, Danantara bercermin pada keberhasilan berbagai negara dalam mengelola Sovereign Wealth Funds (SWF) dan superholding BUMN. Norwegia, misalnya, dengan Government Pension Fund Global-nya, dikenal atas tata kelola yang transparan serta manajemen risiko yang cermat. Sedangkan Singapura memiliki Temasek Holdings dan GIC, yang sukses dalam pengelolaan portofolio investasi global dengan fleksibilitas dan fokus jangka panjang.

Belajar dari praktik internasional, ada beberapa langkah strategis yang bisa ditempuh Indonesia. Meningkatkan kapasitas manajemen menjadi prioritas, dengan rekrutmen tim profesional dan berpengalaman di bidang investasi global. Penerapan prinsip tata kelola yang baik adalah keharusan, memastikan transparansi, akuntabilitas, dan independensi dalam setiap langkahnya.

Menuju Ekosistem Investasi Berkelas Dunia

Langkah selanjutnya adalah membangun portofolio investasi yang terdiversifikasi, termasuk menggelontorkan dana pada sektor infrastruktur, teknologi, dan energi terbarukan. Adopsi prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) menjadi pedoman investasi, mendukung keberlanjutan dan tanggung jawab sosial dalam setiap keputusan bisnis.

Dengan menjalin kemitraan strategis bersama SWF global dan investor internasional, Danantara diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan kapasitas, tetapi juga memperluas jaringan kerja. “Mengadopsi praktik terbaik dan memastikan kepatuhan terhadap aspek hukum adalah kunci untuk membangun Danantara sebagai pengelola dana investasi dan superholding BUMN kelas dunia,” tegas Tim Pakar.

Keberhasilan Danantara sangat bergantung pada implementasi strategi manajerial yang cerdas, penerapan tata kelola yang baik, dan pengembangan portofolio yang kuat di berbagai sektor strategis. Dengan demikian, Indonesia bisa berharap menjadi lebih berdaya saing dalam ekosistem investasi global, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index