PT Bank Central Asia Tbk (BCA)

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Tegaskan Etika Persaingan Sehat di Industri Perbankan

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Tegaskan Etika Persaingan Sehat di Industri Perbankan
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Tegaskan Etika Persaingan Sehat di Industri Perbankan

Jakarta - Dalam sektornya, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) kini tengah menghadapi tantangan dari perilaku sejumlah pengembang perumahan yang dinilai kurang etis dalam persaingan harga antar bank. Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap praktek-praktek semacam ini yang dianggap dapat merugikan bank, Kamis, 20 Februari 2025.

Baru-baru ini, Jahja berbagi pengalaman pribadi mengenai salah satu pengembang yang meminta BCA untuk menawarkan harga kompetitif. Meski BCA telah memberikan penawaran terbaik, pengembang tersebut malah membandingkannya dengan penawaran dari bank lain, memicu persaingan yang dianggap tidak sehat.

"Kami merasa sedang diadu domba, dan kami tidak menyukai cara-cara seperti ini," ujar Jahja dalam konferensi pers yang digelar Kamis (20/2). Pernyataan ini menyoroti pentingnya menjaga etika dalam berbisnis. Ia menegaskan bahwa sementara persaingan layanan memang diperlukan, cara-cara manipulatif seperti ini tidak dapat diterima.

Jahja menekankan bahwa bisnis harus dijalankan dengan prinsip yang benar dan mengajak para pelaku industri untuk menghindari praktik-praktik yang merugikan integritas bisnis. “Bahwa servis layanan boleh diadu, tetapi bukan seperti itu. Tolong catatan juga kalau ada rekan developer yang melakukan hal praktek-praktek seperti itu,” tambahnya.

Seiring perkembangan waktu, BCA terus menunjukkan komitmennya dalam industri perbankan, khususnya di sektor Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Sepanjang 2024, BCA telah menyalurkan kredit baru untuk KPR sebesar Rp 44,8 triliun. Pada periode yang sama, outstanding pinjaman KPR tercatat mencapai Rp 135,5 triliun. Ini menandakan posisi BCA sebagai salah satu bank swasta terbesar, yang juga aktif dalam mendukung pertumbuhan sektor perumahan di Indonesia.

Sebagai bagian dari perayaan ulang tahun perusahaan, BCA menggelar BCA Expoversary 2025, sebuah acara yang menawarkan berbagai penawaran menggiurkan untuk nasabah. Selama pameran, BCA memberikan penawaran khusus berupa suku bunga KPR 2,68% eff. p.a tetap selama 3 tahun dengan syarat penempatan sejumlah dana, biaya provisi sebesar 0,68%, dan diskon 50% pada biaya administrasi. Bunga flat 2,88% p.a. juga ditawarkan untuk tenor 2 dan 3 tahun. Penawaran ini diharapkan dapat menarik minat konsumen untuk memanfaatkan produk KPR dari BCA.

Dalam konteks persaingan yang semakin ketat, Jahja berharap agar praktisi industri, khususnya para pengembang, dapat mengikuti etika bisnis yang baik. Semua pihak diharapkan bisa berkompetisi secara sehat tanpa harus merugikan pihak lain. Kejujuran dan keterbukaan dalam transaksi dianggap sebagai kunci kesuksesan jangka panjang dalam menjalankan bisnis.

Jahja juga menegaskan bahwa meski BCA berupaya memberikan layanan terbaik kepada konsumen, metode manipulatif dari pihak lain tidak akan menghalangi langkah BCA untuk terus berinovasi dan menyediakan produk yang kompetitif. BCA tetap berkomitmen untuk memainkan peran penting dalam industri perbankan Indonesia dengan tetap menjaga prinsip bisnis yang sehat dan berkelanjutan.

Berbagai langkah progresif yang dilakukan BCA juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendukung sektor perumahan yang lebih baik di Indonesia. Inisiatif ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, terutama dalam mendukung program penyediaan perumahan yang terjangkau bagi masyarakat.

Sebagai salah satu bank terpercaya di Indonesia, BCA terus berupaya untuk menjadi pelopor dalam menyediakan layanan yang berkualitas dan beretika tinggi, memastikan bahwa nasabah mendapatkan manfaat maksimal dari setiap produk yang ditawarkan. Dengan pendekatan ini, BCA berharap dapat menjaga kepercayaan konsumen dan memperkuat posisinya sebagai pemimpin di industri perbankan Tanah Air.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index