Jakarta - Dalam upaya meningkatkan pemahaman serta penyebaran informasi terkait pasar modal, Bursa Efek Indonesia (BEI) Provinsi Jambi menggelar Media Gathering. Acara ini melibatkan wartawan yang tergabung dalam grup wartawan pasar modal di Jambi, berlangsung di sebuah hotel di kota Jambi pada Rabu, 19 Februari 2025.
Media Gathering ini bertujuan untuk memperkuat sinergi antara BEI dan media dalam menyampaikan informasi terkini serta meningkatkan literasi pasar modal kepada masyarakat. Kepala Kantor BEI Provinsi Jambi, Rena, menyampaikan bahwa BEI Jambi memiliki lima fokus kerja utama untuk tahun 2025, yaitu Literasi, Inklusi, Pendanaan, Kerjasama Kolaborasi, dan Target 25.000 Investor Baru, Kamis, 20 Februari 2025.
"Ini yang akan kita kerjakan selama 2024 dengan lebih maksimal. Tahun ini akan kita gencarkan bersama OJK," ujar Rena saat menyampaikan pemaparan di acara tersebut.
Saat ini, data mencatat ada 15.153.000 investor di Indonesia, yang terdiri dari saham dan reksadana. Namun, Rena menyoroti bahwa hanya ada 169 ribu investor aktif yang tercatat pada Januari 2025. Dari jumlah tersebut, sekitar 62,35 persen adalah laki-laki dan 37,65 persen adalah wanita yang umumnya berusia 30 tahun.
"Dari segi pekerjaan, mayoritas investor adalah karyawan yang berpendidikan S1," tambahnya.
Rena juga memaparkan berbagai strategi untuk tahun 2025 yang akan menyasar komunitas ASN (Aparatur Sipil Negara), termasuk guru-guru di berbagai tingkatan. Langkah ini dilakukan untuk memastikan literasi pasar modal menjangkau lebih luas di kalangan pegawai negeri.
“Untuk seluruh ASN memang belum tersentuh, makanya pada 2025 ini kami akan menyasar ASN, termasuk yang bertugas di kecamatan dan juga guru-guru di sekolah. Tujuannya adalah agar literasi menyeluruh menyentuh seluruh pegawai,” jelas Rena.
Namun, di balik target yang ambisius tersebut, Rena tidak menampik adanya tantangan yang harus dihadapi. Ada tiga tantangan utama yang disebutkannya, yakni tingkat literasi dan inklusi pasar modal yang masih rendah, maraknya investasi bodong dan judi online, serta perusahaan yang belum memenuhi tata kelola yang baik.
“Di tahun 2024, tercatat untuk Jambi sendiri ada kegiatan Literasi sebanyak 617 kegiatan edukasi. Selain itu, ada 17.615 investor baru, 12 perusahaan sekuritas, 3 mitra bank, 28 galeri investasi, total transaksi mencapai 13,264,90 miliar rupiah, serta partisipasi dalam 21.692 sekolah pasar modal,” paparnya.
Rena optimistis dengan kerja sama yang baik bersama semua stakeholder, target-target kerja yang telah ditargetkan bisa tercapai. Langkah ini diharapkan dapat membawa dampak positif terhadap perkembangan pasar modal di Jambi dan meningkatkan jumlah investor baru di tahun mendatang.
Data ini menunjukkan betapa pentingnya sinergi antara BEI, pemerintah, dan masyarakat dalam mewujudkan pasar modal yang inklusif dan terjangkau bagi semua kalangan. Dengan adanya peningkatan literasi di kalangan ASN dan guru, diharapkan pasar modal Indonesia, khususnya di Jambi, dapat tumbuh lebih pesat dan sehat.
Acara ini juga menjadi wadah bagi para wartawan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam mengenai perkembangan dan tantangan pasar modal di Indonesia. Diharapkan, dengan informasi yang akurat dan up-to-date, media dapat membantu menyebarluaskan edukasi kepada masyarakat luas, yang pada akhirnya dapat mendorong pertumbuhan investor yang lebih baik.
Dengan target 25.000 investor baru di tahun depan, BEI Jambi bersiap untuk menghadapi berbagai dinamika di pasar modal. Inisiatif ini akan terus diupayakan melalui program edukasi dan kerja sama yang lebih masif dan terukur. Semangat ini diiringi harapan untuk menyongsong pasar modal Indonesia yang lebih inklusif dan cerdas di masa depan.