Bank CIMB Niaga

Bank CIMB Niaga Catat Laba Bersih Rp 6,8 Triliun di Tahun 2024: Pertumbuhan Melambat, Tekanan Beban Bunga Jadi Tantangan

Bank CIMB Niaga Catat Laba Bersih Rp 6,8 Triliun di Tahun 2024: Pertumbuhan Melambat, Tekanan Beban Bunga Jadi Tantangan
Bank CIMB Niaga Catat Laba Bersih Rp 6,8 Triliun di Tahun 2024: Pertumbuhan Melambat, Tekanan Beban Bunga Jadi Tantangan

Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) melaporkan kinerja keuangan tahun 2024 dengan laba bersih sebesar Rp 6,8 triliun yang dapat diatribusikan kepada pemilik, mencatat kenaikan 5,42% year-on-year (yoy). Meski demikian, pertumbuhan laba ini menunjukkan perlambatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, di mana bank membukukan pertumbuhan laba yang lebih signifikan sebesar 28,4% pada tahun 2023.

Berdasarkan laporan publikasi perusahaan yang dirilis Kamis, 20 Februari 2025, PT Bank CIMB Niaga Tbk mengidentifikasi tekanan beban bunga sebagai faktor utama yang memengaruhi penurunan pertumbuhan laba. Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) per 31 Desember 2024 mengalami penurunan 0,64% yoy menjadi Rp 13,26 triliun. Pendapatan bunga sebenarnya tumbuh 8,61% yoy mencapai Rp 24,23 triliun, namun beban bunga meningkat drastis sebesar 22,42% yoy menjadi Rp 10,96 triliun, Kamis, 20 Februari 2025.

"Perlambatan pertumbuhan laba pada tahun ini sebagian besar dipengaruhi oleh peningkatan beban bunga yang cukup signifikan. Kami tetap berfokus untuk menjaga efisiensi dan kualitas aset guna meningkatkan kinerja keuangan secara keseluruhan," ujar Direktur Keuangan CIMB Niaga dalam keterangan resmi.

Meskipun menghadapi kendala dalam pendapatan bunga bersih, bank berhasil mengurangi beban kerugian penurunan nilai aset keuangan atau impairment sebesar 16,27%, menjadi Rp 1,55 triliun. Pencapaian ini menunjukkan upaya bank dalam memperbaiki kualitas portofolio asetnya di tengah tantangan ekonomi.

Dari sisi penyaluran kredit, CIMB Niaga menunjukkan performa positif. Sepanjang tahun 2024, bank ini berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 228 triliun, meningkat 6,81% yoy. Peningkatan ini berkontribusi pada pertumbuhan aset perusahaan sebesar 7,73% yoy menjadi Rp 360,22 triliun. CIMB Niaga juga mencatat peningkatan kualitas kredit dengan turunnya rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) gross sebesar 20 basis poin (bps) menjadi 1,76%, serta NPL net yang turun 2 bps menjadi 0,69%.

"Dengan pertumbuhan penyaluran kredit dan perbaikan kualitas aset, kami optimis dapat menjaga stabilitas dan daya saing bank di tengah dinamika pasar yang terus berubah," tambah Direktur Utama CIMB Niaga.

Dalam hal pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) CIMB Niaga tumbuh 10,5% yoy menjadi Rp 260,64 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan giro yang signifikan, yaitu sebesar 25,4% yoy menjadi Rp 91,78 triliun. Selain itu, tabungan dan deposito juga mencatat pertumbuhan masing-masing 3,7% yoy dan 3,9% yoy.

Seiring dengan peningkatan giro, rasio dana murah atau current account savings account (CASA) bank mengalami kenaikan, mencapai 66% dari posisi sebelumnya 63,9%. Ini menunjukkan adanya peningkatan efisiensi dalam pendanaan bank dan potensi untuk menurunkan beban bunga di masa mendatang.

Di tengah tantangan ekonomi dan tekanan dari beban bunga yang meningkat, CIMB Niaga tetap berupaya untuk menjaga performa finansial yang solid. Dengan strategi manajemen risiko yang baik dan fokus pada efisiensi operasional, bank ini terus berkomitmen untuk melayani nasabahnya dengan lebih baik dan meningkatkan kinerja di tahun-tahun mendatang.

"Ke depan, kami akan terus memperkuat basis nasabah dan memperluas portofolio produk untuk meningkatkan pendapatan, sembari memastikan kualitas aset tetap terjaga," tutup Direktur Utama CIMB Niaga.

Dengan strategi yang tepat dan upaya untuk mengoptimalkan efisiensi, PT Bank CIMB Niaga Tbk berharap dapat terus mencatatkan pertumbuhan yang berkelanjutan di tahun-tahun mendatang, meskipun menghadapi tantangan ekonomi yang kompleks.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index