Pasar Modal

Industri Pasar Modal Bali Catat Pertumbuhan Signifikan pada 2024, Investor Saham Tumbuh 22,83%

Industri Pasar Modal Bali Catat Pertumbuhan Signifikan pada 2024, Investor Saham Tumbuh 22,83%
Industri Pasar Modal Bali Catat Pertumbuhan Signifikan pada 2024, Investor Saham Tumbuh 22,83%

Jakarta - Industri pasar modal di Provinsi Bali terus menunjukkan tren pertumbuhan yang mengesankan sepanjang 2024. Data terbaru pada Desember 2024 menunjukkan bahwa jumlah investor saham di Bali mencapai 143.402 Single Investor Identification (SID), mengalami peningkatan sebesar 22,83 persen year-on-year (yoy). Pertumbuhan ini mengindikasikan minat yang semakin tinggi dari masyarakat Bali terhadap investasi di pasar modal, menjadikannya sebagai salah satu penopang perekonomian daerah tersebut.

Kristianti Puji Rahayu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bali, mengonfirmasi bahwa tidak hanya sektor saham, tapi juga reksa dana dan Surat Berharga Negara (SBN) mengalami lonjakan yang signifikan. "Jumlah investor reksa dana di Bali tumbuh 25,68 persen yoy, dan investor SBN meningkat sebesar 23,18 persen yoy," tuturnya. Lonjakan ini menandakan bahwa masyarakat Bali semakin menyadari dan terbuka terhadap berbagai instrumen investasi untuk meningkatkan aset mereka.

Kenaikan serupa juga terjadi pada nilai kepemilikan saham, yang pada Desember 2024 tercatat mencapai Rp 5,3 triliun, tumbuh 18,22 persen yoy. Angka-angka ini bukan hanya menunjukkan kilau positif pasar modal Bali tetapi juga merefleksikan kepercayaan masyarakat yang semakin kuat terhadap stabilitas dan potensi pasar modal.

“Meningkatnya nilai transaksi saham juga tercatat cukup signifikan, dengan total transaksi saham di Bali mencapai Rp 3,9 triliun, tumbuh 71,16 persen yoy. Angka ini mencerminkan tren positif dan semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal di Bali,” terang Kristianti dalam siaran pers di kantor OJK Bali, Selasa, 18 Februari 2025.

Pertumbuhan ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk perbaikan ekonomi nasional dan kebijakan pendukung pasar modal yang dibuat oleh pemerintah. Juga, sektor perbankan di Bali memberikan kontribusi yang stabil terhadap pertumbuhan ini. Data menunjukkan penyaluran kredit pada Desember 2024 mencapai Rp 112,31 triliun, naik 6,81 persen yoy, sementara penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 189,75 triliun, meningkat 13,85 persen yoy.

Selain itu, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Bali juga melesat dengan total penyaluran mencapai Rp 10,81 triliun, jauh melampaui target yang ditetapkan sebesar Rp 8,91 triliun. Sebagian besar KUR dialokasikan untuk sektor perdagangan besar dan eceran, serta pertanian dan industri pengolahan, yang menjadi sektor vital dalam perekonomian Bali.

Peningkatan jumlah investor dan nilai transaksi saham ini menjadi tanda positif bahwa masyarakat Bali semakin sadar akan pentingnya investasi demi mencapai tujuan keuangan jangka panjang. “OJK senantiasa mendorong terwujudnya literasi dan inklusi keuangan bagi semua pihak, termasuk bagi penyandang disabilitas yang merupakan salah satu sasaran prioritas edukasi keuangan dalam Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia tahun 2021-2025,” tambah Kristianti.

Dengan didukung oleh kebijakan strategis dan penegakan hukum yang efektif, serta sinergi yang kuat dengan Pemerintah, Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan pelaku industri keuangan lainnya, OJK optimis bahwa sektor jasa keuangan di Bali dapat terjaga stabil dan terus tumbuh berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan harapan OJK untuk membangun infrastruktur pasar modal yang lebih inklusif dan ramah bagi semua investor.

Melihat tren positif ini, dapat diantisipasi bahwa sektor pasar modal Bali akan terus menggeliat dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah dan nasional secara lebih luas. Masyarakat dan para pelaku usaha di Bali diharapkan terus meningkatkan pemahaman dan juga partisipasinya dalam instrumen keuangan guna memperkuat fondasi ekonomi yang lebih berkelanjutan di masa depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index