Rupiah

Rupiah Tergelincir di Tengah Kekhawatiran Global dan Sentimen Perang, Kurs Dolar AS Menguat

Rupiah Tergelincir di Tengah Kekhawatiran Global dan Sentimen Perang, Kurs Dolar AS Menguat
Rupiah Tergelincir di Tengah Kekhawatiran Global dan Sentimen Perang, Kurs Dolar AS Menguat

Jakarta – Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan siang ini. Pada pukul 11.56 WIB, rupiah terpantau berada di posisi Rp16,266,5 per dolar AS, menurut data yang dirilis Bloomberg. Dibuka dengan penurunan 0,15% atau 25 poin pada pagi hari menjadi Rp16.253, rupiah terus merosot hingga -0,24% di tengah meningkatnya tekanan ekonomi global.

Menguatnya indeks dolar AS sebesar 0,29% ke level 106,88 turut berperan dalam melemahkan posisi rupiah. Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menyebutkan bahwa pelemahan rupiah ini dipicu oleh beberapa sentimen eksternal yang signifikan. "Saat ini, pasar sedang berhati-hati di tengah kekhawatiran mengenai perang dagang dan pengumuman tarif oleh Presiden AS, Donald Trump," ungkap Ibrahim, Selasa, 18 Februari 2025.

Selain itu, terdapat pula faktor geopolitik yang mempengaruhi pasar. Potensi berakhirnya konflik Rusia dan Ukraina menjadi perhatian utama. Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menyatakan bahwa Ukraina dan Eropa akan menjadi bagian dari negosiasi nyata untuk mengakhiri perang dengan Moskow. Ini memberikan dampak yang cukup besar terhadap sentimen pasar global, meskipun belum sepenuhnya meredakan kekhawatiran.

Dari dalam negeri, situasi ekonomi menunjukkan tanda-tanda positif dengan adanya surplus dalam neraca perdagangan. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa neraca perdagangan Indonesia sepanjang Januari 2025 mengalami surplus sebesar USD 3,45 miliar. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan USD 1,21 miliar pada bulan sebelumnya dan USD 1,45 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Meskipun demikian, pelemahan rupiah tetap menjadi perhatian serius di kalangan pelaku pasar dan masyarakat. Kurs jual beli dolar AS di berbagai bank besar di Indonesia menunjukkan fluktuasi yang signifikan. PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) menetapkan harga beli dolar AS sebesar Rp16.260 dan harga jual Rp16.280 berdasarkan e-rate, menurut data yang diperbarui pada pukul 11.11 WIB. Kurs di TT Counter dan Bank Notes masing-masing menetapkan harga beli sebesar Rp16.070 dan harga jual sebesar Rp16.370 pada pagi hari.

Situasi serupa terlihat di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) dengan harga beli dolar AS pada pukul 11.20 WIB sebesar Rp16.258 dan harga jual Rp16.278 berdasarkan special rates. Sementara di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI), harga beli dan jual berdasarkan e-rate masing-masing berada di Rp16.252 dan Rp16.278 pada pukul 11.35 WIB.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) juga mencatatkan fluktuasi kurs, dengan harga beli dan jual dolar AS masing-masing sebesar Rp16.210 dan Rp16.240 untuk special rate pada pukul 08.46 WIB. Angka tersebut mengalami perubahan pada TT Counter dengan harga beli Rp16.000 dan harga jual Rp16.350, serta pembaruan terakhir pada Bank Notes menunjukkan angka yang sama.

Seiring dengan dinamika ekonomi global dan kondisi geopolitik yang memanas, perhatian kini tertuju pada bagaimana pemerintah dan otoritas terkait akan menanggapi situasi ini. "Kita harus melihat bagaimana pemerintah merespons fluktuasi ini, baik dari segi kebijakan moneter maupun fiskal," ujar Ibrahim Assuaibi. Pelaku pasar dan masyarakat diharapkan tetap tenang dan waspada menghadapi perubahan ekonomi yang bisa terus terjadi dalam waktu dekat.

Ke depannya, respons kebijakan dan langkah-langkah strategis menjadi kunci untuk menstabilkan kondisi ekonomi dan nilai tukar rupiah. Dukungan dari sektor domestik yang solid serta penguatan sinergi antar lembaga keuangan diharapkan dapat membantu memperkuat kembali posisi rupiah di masa mendatang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index