Jakarta — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami lonjakan sebesar 2,9% dan sukses mencapai level 6.830,882 pada perdagangan Senin, 17 Februari 2025. Pencapaian ini menandai optimisme pasar yang semakin meningkat di Indonesia. Data ekspektasi imbal hasil (yield) acuan Obligasi Negara Indonesia 10 tahun juga mengalami kenaikan sebesar 6,832% pada waktu yang sama, yaitu pukul 17.06 WIB.
Lonjakan IHSG ini berdampak positif pada beberapa produk investasi, terutama reksadana saham. Dalam pengamatan super app investasi Bareksa, terdapat dua reksadana saham yang mencatat imbal hasil harian menakjubkan pada 17 Februari 2025. **Syailendra Equity Platinum Fund Kelas B** dan **Reksa Dana Syailendra Equity Opportunity Fund Kelas A**, masing-masing berhasil mencetak imbal hasil sebesar 3,14% dan 3,13%, Selasa, 18 Februari 2025.
Syailendra Equity Platinum Fund Kelas B, yang dikelola oleh PT Syailendra Capital, mengalami kenaikan imbal hasil tertinggi dibandingkan hari-hari sebelumnya. Menurut fund fact sheet periode Januari 2025, reksadana ini berinvestasi dalam saham perusahaan besar seperti PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). Ditambah dengan saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT XL Axiata Tbk (EXCL), dan perusahaan besar lainnya, reksadana ini berhasil mencatatkan performa cemerlang di pasaran.
Sementara itu, Reksa Dana Syailendra Equity Opportunity Fund Kelas A, juga dikelola oleh PT Syailendra Capital, menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan dengan imbal hasil 3,13% dalam satu hari. Investasi reksadana ini tersebar di berbagai perusahaan besar, termasuk PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), dan PT Petrosea Tbk (PTRO). Portofolio yang beragam ini memastikan stabilitas dan pertumbuhan yang berkesinambungan bagi para pemegang unit.
Kepala Investasi PT Syailendra Capital, Budi Hartanto, dalam wawancaranya menegaskan pentingnya diversifikasi dalam berinvestasi. “Diversifikasi portofolio adalah kunci untuk mencapai imbal hasil yang optimal. Kami terus memantau pasar untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan keuntungan bagi para investor kami,” ujar Budi.
Sebagai tambahan, reksadana merupakan pilihan investasi yang ideal bagi masyarakat pemodal, terutama bagi mereka yang tidak memiliki banyak waktu atau keahlian dalam mengelola risiko investasi. Reksadana menawarkan kemudahan bagi masyarakat pemodal kecil dengan dana yang terkumpul dari para investor yang kemudian dikelola oleh manajer investasi ke dalam berbagai instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
"Pembagian risiko di berbagai aset dan instrumen keuangan membantu mengurangi dampak ketidakpastian pasar terhadap portofolio investor," lanjut Budi Hartanto.
Kinerja positif yang ditunjukkan oleh IHSG dan pertumbuhan pesat reksadana hari ini diharapkan dapat memperkuat kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia. Hal ini diharapkan dapat berlanjut hingga beberapa bulan ke depan, mengingat stabilitas ekonomi yang didukung oleh faktor internal maupun eksternal. Apabila tren ini dapat dipertahankan, kinerja positif IHSG dan meningkatnya performa reksadana saham bisa mendorong perkembangan ekonomi Indonesia ke arah yang lebih baik.
Dengan fondasi ekonomi yang kuat dan sentimen pasar yang positif, para investor kini memiliki alasan kuat untuk optimis terhadap keberlanjutan pertumbuhan pasar modal Indonesia di tahun-tahun mendatang. Terlebih lagi, investasi dalam reksadana terus menjadi primadona bagi para pemodal yang mengutamakan diversifikasi portofolio dengan pengelolaan yang profesional dan aman.