MAKANAN

Kenali 4 Tanda Rebusan dan Kukusan Basi Agar Aman Dikonsumsi

Kenali 4 Tanda Rebusan dan Kukusan Basi Agar Aman Dikonsumsi
Kenali 4 Tanda Rebusan dan Kukusan Basi Agar Aman Dikonsumsi

JAKARTA - Makanan yang dimasak dengan cara direbus atau dikukus cenderung memiliki kadar air lebih tinggi dibandingkan makanan goreng atau panggang. Kondisi lembap ini menjadi lingkungan ideal bagi pertumbuhan bakteri, jamur, maupun mikroorganisme lain yang memicu pembusukan.

Makanan basi dapat terjadi akibat kontaminasi bakteri, virus, jamur, atau racun. Jika makanan tersebut tetap dikonsumsi, risikonya tidak bisa dianggap sepele. Keracunan makanan umumnya ditandai dengan gejala seperti mual, muntah, diare, sakit perut, demam, hingga tubuh terasa lemas.

Sayangnya, tidak semua orang menyadari bahwa makanan yang tampak “masih aman” bisa saja sudah rusak. Oleh karena itu, mengenali ciri-ciri fisik makanan basi menjadi langkah penting sebelum memutuskan untuk menyantapnya.

Pentingnya Mengenali Perubahan Aroma dan Tekstur

Indikator pertama yang paling sering digunakan untuk mengecek keamanan makanan adalah indera penciuman dan perabaan. Aroma dan tekstur makanan yang berubah biasanya menandakan adanya aktivitas mikroorganisme selama proses penyimpanan.

Namun, mengandalkan satu tanda saja tidak selalu cukup. Ada kondisi tertentu di mana makanan yang sudah rusak tidak langsung mengeluarkan bau menyengat. Karena itu, pemeriksaan sebaiknya dilakukan secara menyeluruh, mencakup aroma, tekstur, tampilan visual, hingga warna makanan.

Terdapat beberapa tanda umum yang bisa dijadikan acuan untuk mengetahui apakah makanan rebus atau kukus sudah tidak layak dikonsumsi.

Ciri Visual yang Perlu Diwaspadai

Perubahan visual sering kali menjadi sinyal yang jelas bahwa makanan sudah mengalami pembusukan. Mulai dari munculnya jamur hingga perubahan warna pada bahan pangan tertentu, semua itu patut diwaspadai.

Berikut tanda-tanda rebusan dan kukusan yang sudah basi dan sebaiknya tidak dimakan:

1. Bau tidak sedap

Salah satu cara paling mudah untuk mengecek keamanan makanan rebus atau kukus adalah dengan mencium aromanya. Jika makanan mengeluarkan bau asam, busuk, atau aroma yang tidak biasa, sebaiknya jangan dikonsumsi.

Bau tidak sedap umumnya muncul akibat aktivitas mikroorganisme yang berkembang selama penyimpanan. Proses ini menjadi tanda bahwa makanan mulai rusak dan tidak aman bagi tubuh. Meski demikian, perlu diingat bahwa tidak semua makanan basi selalu berbau. Karena itu, pemeriksaan aroma sebaiknya dikombinasikan dengan tanda lainnya.

2. Tekstur terasa aneh

Perubahan tekstur juga menjadi indikator penting. Makanan rebus atau kukus memiliki tekstur khas yang mudah dikenali, baik pada sayuran, daging, maupun lauk pauk lainnya.

Jika makanan terasa terlalu lembek, berlendir, lengket, atau teksturnya tidak wajar saat disentuh, besar kemungkinan makanan tersebut sudah mulai rusak. Kondisi ini kerap terjadi pada makanan yang disimpan terlalu lama atau tidak disimpan pada suhu yang tepat.

Apabila tekstur sudah berubah signifikan, sebaiknya makanan segera dibuang. Untuk sayuran, pembuangan dapat dilakukan melalui kompos. Sementara daging, ikan, atau produk hewani lainnya sebaiknya dibuang ke tempat sampah luar agar tidak menimbulkan bau menyengat.

3. Muncul jamur

Jamur merupakan tanda paling jelas bahwa makanan sudah tidak aman. Pada makanan rebus dan kukus, jamur biasanya muncul dalam bentuk bercak putih, hijau, atau hitam di permukaan.

Beberapa makanan tertentu memang menggunakan jamur dalam proses pembuatannya, tetapi hal ini tidak berlaku untuk masakan rumahan hasil rebusan atau kukusan. Jika jamur terlihat pada makanan lunak seperti nasi, sayur rebus, tahu, atau daging, makanan tersebut sebaiknya langsung dibuang seluruhnya.

Pada bahan bertekstur keras, seperti wortel atau paprika rebus, bagian berjamur terkadang masih bisa dipotong. Namun demi keamanan, pilihan paling aman tetap membuang makanan tersebut.

4. Warna daging berubah

Perubahan warna pada daging kukus atau rebus juga perlu diperhatikan. Daging ayam, sapi, atau ikan yang sehat umumnya memiliki warna khas setelah dimasak.

Jika warna berubah menjadi kehijauan, keabu-abuan berlebihan, atau tampak kusam dan tidak segar, hal ini bisa menjadi tanda pembusukan. Memang, perubahan warna ringan dapat terjadi akibat paparan udara, tetapi jika disertai bau tidak sedap atau tekstur berlendir, makanan tersebut tidak layak dikonsumsi.

Untuk mencegah pembusukan, simpan daging matang di lemari pendingin dan konsumsi dalam waktu wajar. Jika ingin menyimpan lebih lama, pembekuan bisa menjadi pilihan yang lebih aman.

Cara Aman Menyimpan Makanan Rebus dan Kukus

Agar makanan rebus dan kukus tetap aman dikonsumsi, penyimpanan yang tepat sangat diperlukan. Pastikan makanan didinginkan terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam kulkas, gunakan wadah tertutup rapat, dan hindari menyimpan terlalu lama di suhu ruang.

Memahami tanda-tanda makanan basi tidak hanya membantu menjaga kualitas makanan, tetapi juga melindungi kesehatan keluarga dari risiko keracunan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index