DANANTARA

Danantara Siapkan Investasi Strategis Untuk Proyek Hilirisasi Nasional

Danantara Siapkan Investasi Strategis Untuk Proyek Hilirisasi Nasional
Danantara Siapkan Investasi Strategis Untuk Proyek Hilirisasi Nasional

JAKARTA - Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia menyiapkan langkah besar pada awal 2026 dengan total investasi senilai US$25,1 miliar atau setara Rp418,9 triliun. Dana tersebut akan difokuskan pada pembangunan proyek hilirisasi mineral dan energi, termasuk pengembangan bioenergi. 

Tahap awal proyek ini dijadwalkan dimulai Januari 2026 dan mencakup lima hingga enam proyek utama. Nilai investasi terbesar dialokasikan pada pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery dan Aluminium Smelter, yang mencapai US$24 miliar. 

CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, menyatakan, “Tadi saya juga lapor ke Pak Presiden bulannya, tapi kami bikin di awal Januari groundbreaking di lima proyek, ya enam proyek.”

Selain proyek hilirisasi mineral, sektor energi terbarukan juga mendapatkan perhatian signifikan. Proyek Bioavtur Refinery di Cilacap dialokasikan US$1,1 miliar, disertai pengembangan unit bioetanol di Banyuwangi. Dengan total dana tersebut, Danantara menegaskan komitmennya memperkuat ketahanan ekonomi nasional melalui investasi strategis yang berdampak jangka panjang.

Roadmap Strategis dan Dampak Nasional

Dalam rapat bersama Komisi XI DPR RI awal Desember, Rosan menekankan bahwa roadmap investasi 2026 dirancang untuk mendukung transformasi nasional dan ketahanan ekonomi Indonesia. 

“Roadmap investasi kami disusun dengan pendekatan terukur, berorientasi pada penciptaan nilai lintas generasi. Mandat kami jelas, menghadirkan imbal hasil sehat bagi negara sambil memastikan setiap investasi memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia dan mendorong transformasi nasional,” ujar Rosan.

Proyek hilirisasi ini tidak hanya menargetkan output komersial tetapi juga memperkuat posisi Indonesia dalam rantai nilai global. Dengan memaksimalkan potensi mineral dan energi, Danantara berharap mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif serta menciptakan lapangan kerja baru, terutama di sektor manufaktur dan energi terbarukan.

Proyek Strategis Lainnya dan Ekspansi Layanan Internasional

Selain hilirisasi, Danantara juga mengembangkan proyek berbasis layanan dan sosial ekonomi. Salah satu yang menonjol adalah Kampung Haji di Makkah, yang ditujukan meningkatkan kualitas layanan jemaah haji dan umrah Indonesia. Proyek ini diperkirakan memiliki nilai ekonomi lebih dari Rp2,5 triliun per tahun.

Danantara telah mengakuisisi hotel di kawasan Thakher City, Makkah, senilai lebih dari US$500 juta, dengan rencana pembangunan 13 tower tambahan dan pusat perbelanjaan senilai US$700–800 juta. 

Selain itu, perusahaan juga mengikuti proses lelang lahan tambahan di Makkah dengan nilai penawaran sekitar US$750 juta. Langkah ini diharapkan memperluas kapasitas akomodasi jemaah dalam jangka panjang, sekaligus memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian layanan haji Indonesia.

Di dalam negeri, Danantara juga fokus pada proyek waste-to-energy (WtE) yang diproyeksikan memberikan kontribusi hingga Rp1,6 triliun per tahun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Hal ini menunjukkan strategi investasi yang tidak hanya berorientasi profit, tetapi juga memberikan dampak sosial-lingkungan yang nyata.

Pendekatan Manajemen Risiko dan Diversifikasi Portofolio

Chief Investment Officer Pandu Patria Sjahrir menekankan pentingnya disiplin tata kelola, mitigasi risiko, dan ketepatan eksekusi. Strategi Danantara untuk 2026 mencakup pengembangan proyek strategis, penguatan sektor prioritas, serta diversifikasi portofolio lintas kelas aset dan geografi. Investasi akan dipadukan antara proyek jangka panjang, opsi publik, dan privat untuk menghasilkan arus kas stabil.

Danantara menerapkan kerangka klasifikasi proyek strategis yang ketat. Setiap investasi harus sejalan dengan aspirasi pembangunan nasional, memiliki dampak sosial-lingkungan signifikan, serta tetap layak secara komersial. 

Rosan menegaskan, “Fokus kami adalah memastikan setiap proyek tidak hanya bankable, tetapi benar-benar memberikan nilai tambah bagi ekonomi Indonesia.”

Dengan persiapan investasi besar ini, Danantara menegaskan posisi Indonesia sebagai pusat pertumbuhan industri hilirisasi mineral dan energi. Proyek-proyek ini tidak hanya diharapkan meningkatkan kapasitas produksi nasional, tetapi juga memperkuat kemandirian energi dan menumbuhkan ekosistem industri yang berkelanjutan. 

Langkah ini diharapkan menjadi katalisator bagi investasi lainnya, mendorong inovasi, dan membuka peluang baru bagi sektor energi, industri manufaktur, serta layanan sosial dan ekonomi, baik di dalam negeri maupun internasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index