Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan langkah strategis untuk mendorong pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam sektor jasa keuangan di Indonesia. OJK berencana untuk mengembangkan sistem market intelligence dengan memanfaatkan teknologi big data dan AI pada periode 2025-2026. Langkah ini diharapkan dapat menggenjot produktivitas dan efisiensi dalam industri tersebut, Kamis, 20 Februari 2025.
Eko Rizanoordibyo, Head of Financial Services Monitoring Division OJK, menegaskan pentingnya inovasi ini dalam acara Indonesia Banking & Finance Summit yang berlangsung di Menara Kadin, Jakarta. "Pada periode 2025-2026, OJK akan mengembangkan sistem market intelligence sektor jasa keuangan dengan memanfaatkan big data dan artificial intelligence," ujar Eko, menyoroti target ambisius untuk masa depan industri keuangan Indonesia.
Pengembangan pasar berbasis AI ini dianggap mampu memberikan solusi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Tidak hanya itu, teknologi ini diyakini dapat mengurangi risiko dan memperbaiki layanan keuangan kepada para stakeholders. Dalam paparannya, Eko menekankan pentingnya pemanfaatan AI untuk mengoptimalkan potensi industri jasa keuangan di tengah tantangan global yang semakin kompleks.
"Pemanfaatan kecerdasan buatan di sektor jasa keuangan tentunya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas, mengurangi risiko, serta memberikan layanan yang lebih baik kepada para stakeholders," ungkap Eko. Optimisme ini muncul dari keyakinan bahwa dengan kolaborasi antara regulator dan pelaku industri, berbagai tantangan yang muncul dari pemanfaatan AI dapat diatasi. "Dengan kolaborasi antara regulator, pelaku industri jasa keuangan, dan para pemangku kepentingan pada ekosistem jasa keuangan, kita dapat memanfaatkan AI untuk menciptakan sistem keuangan yang lebih inklusif, efisien, dan aman bagi kita semua," tambahnya.
Namun, tak dapat dipungkiri bahwa meskipun AI menawarkan beragam kemudahan dan efisiensi, ada tantangan yang signifikan yang harus dihadapi. Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Bambang Soesatyo, menekankan ancaman penipuan sebagai salah satu risiko utama dalam penerapan AI di sektor jasa keuangan.
"Selain menciptakan berbagai kemudahan bagi kita sebagai umat manusia, bagi kita sebagai pemain bisnis, bagi kita sebagai banker, pengusaha, dan seterusnya, tetapi juga merupakan tantangan yang tidak kecil, terutama dalam hal berbagai penipuan," kata Bambang, mengingatkan akan pentingnya sistem keamanan yang handal dalam mencegah aksi peretasan dan kejahatan siber.
Bambang juga mengungkapkan prihatinannya terkait risiko pembobolan rekening bank yang dapat mengikis kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan. "Sekali lagi, banyak sudah bank-bank dan individu-individu yang kebobolan rekeningnya, yang kebobolan keuangan, tapi memang tidak dipublikasikan karena bisa merusak kepercayaan masyarakat terhadap bank," imbuhnya, menyerukan kepada seluruh pihak agar senantiasa waspada dan meningkatkan sistem keamanan data mereka.
Langkah OJK ini disambut baik para pelaku industri, meski mereka juga ditantang untuk memperkuat kolaborasi dan inovasi guna menghadapi tantangan di era digital yang serba cepat. Pengembangan AI di sektor jasa keuangan diharapkan tidak hanya meningkatkan daya saing industri, tetapi juga memberikan kontribusi terhadap stabilitas ekonomi nasional.
Dengan mengedepankan kolaborasi dan mempelajari dari berbagai studi kasus global, diharapkan Indonesia dapat menjadi pionir dalam penerapan AI di sektor keuangan di Asia Tenggara. OJK dan para pelaku industri perlu memastikan bahwa penerapan teknologi ini tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga melindungi hak konsumen dan menjaga integritas serta reputasi sistem keuangan nasional.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi OJK yang lebih luas untuk mendukung digitalisasi di sektor keuangan sebagai bagian dari upaya mencapai inklusi keuangan yang lebih luas dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Dengan demikian, diharapkan implementasi AI ini dapat membawa Indonesia menuju era keuangan yang lebih maju dan modern.