Purbaya Akui Permintaan Anggaran Kementerian Lembaga Terus Meningkat

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:35:59 WIB
Purbaya Akui Permintaan Anggaran Kementerian Lembaga Terus Meningkat

JAKARTA -  Lonjakan aktivitas belanja pemerintah menjelang akhir tahun membawa dinamika tersendiri di internal pengelolaan fiskal negara. Di satu sisi, peningkatan serapan anggaran mencerminkan kesiapan kementerian dan lembaga dalam menjalankan program. Namun di sisi lain, kondisi ini justru membuat otoritas fiskal harus bekerja ekstra untuk menjaga keseimbangan kas negara agar tetap terkendali.

Situasi tersebut diungkapkan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang mengakui bahwa Kementerian Keuangan menghadapi tekanan permintaan tambahan anggaran dari berbagai kementerian dan lembaga. Permintaan yang datang secara beruntun membuat pengelolaan fiskal harus dilakukan dengan kehati-hatian agar tidak mengganggu stabilitas anggaran secara keseluruhan.

Serapan Anggaran Akhir Tahun Kian Agresif

Purbaya menyampaikan bahwa serapan belanja kementerian dan lembaga menunjukkan perbaikan signifikan menjelang penutupan tahun anggaran. Fenomena ini berbeda dibandingkan kondisi awal tahun, ketika realisasi belanja masih berjalan lambat. Meningkatnya realisasi belanja tersebut menandakan bahwa kementerian dan lembaga semakin siap mengeksekusi program yang telah direncanakan.

"Terus terang kita (Kementerian Keuangan) agak keteteran tuh karena mereka (K/L) minta duit terus, minta duit terus. Jadi kita agak kendalikan sedikit," kata Purbaya.

Menurutnya, tingginya permintaan anggaran tambahan menjadi bukti bahwa kementerian dan lembaga kini lebih agresif dalam merealisasikan belanja. Hal ini juga menunjukkan adanya dorongan kuat dari masing-masing institusi untuk menyelesaikan program sebelum tahun anggaran berakhir.

Disiplin Fiskal Tetap Jadi Pegangan

Meski menghadapi tekanan permintaan dana tambahan, Purbaya menegaskan pemerintah tidak serta-merta mengubah postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Pemerintah memilih tetap menjaga disiplin fiskal agar pengelolaan keuangan negara tetap sehat dan berkelanjutan.

"Apalagi mereka (K/L) takut kalau nggak bisa belanja, saya potong anggarannya. Jadi tahun depan mereka pasti akan lebih baik (menyerap anggaran). Jadi kita belum adjust APBN yang ada sekarang," ucap Purbaya.

Pernyataan tersebut menegaskan bahwa pemerintah tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian. Menurut Purbaya, pengendalian anggaran tetap diperlukan agar lonjakan belanja tidak berdampak negatif terhadap stabilitas fiskal, terlebih menjelang transisi menuju tahun anggaran berikutnya.

Pengembalian Anggaran Masih Terjadi

Di tengah tingginya permintaan tambahan dana, terdapat pula kementerian dan lembaga yang justru mengembalikan anggaran kepada Kementerian Keuangan. Hingga 16 Desember 2025, total pengembalian anggaran tercatat mencapai Rp 4,5 triliun.

Kondisi ini menunjukkan bahwa tidak semua kementerian dan lembaga berada pada posisi yang sama dalam penyerapan anggaran. Sebagian masih menghadapi kendala teknis maupun administratif yang membuat anggaran tidak sepenuhnya terserap.

Purbaya menilai dinamika ini sebagai hal yang wajar dalam pengelolaan keuangan negara. Pemerintah terus melakukan evaluasi agar alokasi anggaran ke depan dapat lebih tepat sasaran dan sesuai dengan kapasitas pelaksanaan masing-masing kementerian dan lembaga.

Optimisme Pertumbuhan Ekonomi Tetap Terjaga

Terlepas dari dinamika belanja negara, Purbaya tetap optimistis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ia meyakini perekonomian nasional mampu tumbuh sesuai target yang telah ditetapkan, yakni 5,2 persen sepanjang 2025.

Bahkan, untuk tahun berikutnya, Purbaya menyampaikan keyakinannya bahwa pertumbuhan ekonomi dapat menembus level 6 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan asumsi pemerintah dalam APBN 2026 yang berada di kisaran 5,4 persen.

"Sekarang saya kan sedang hidupkan semua mesin ekonomi. Fiskal sudah mulai jalan, moneter sudah semakin sinkron, iklim investasi akan diperbaiki. Saya tetap melihat 6% bukan angka yang mustahil untuk 2026, walaupun asumsi kita di 5,4%," pungkasnya.

Menurut Purbaya, sinergi antara kebijakan fiskal dan moneter, serta perbaikan iklim investasi, menjadi kunci utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi ke level yang lebih tinggi. Pemerintah berkomitmen menjaga momentum tersebut agar perekonomian nasional tetap berada di jalur positif, meskipun menghadapi berbagai tantangan pengelolaan anggaran di akhir tahun.

Terkini